![]() |
Image source: abstract.desktopnexus.com |
Kalimat itu saya dapatkan dari internet, saat sedang mencari-cari kutipan menarik untuk diletakkan di salah satu postingan blog. Saya terdiam sejenak saat membacanya. Otak saya langsung menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia menjadi: "Hadiah terbesar yang bisa kau berikan ke seseorang adalah waktumu. Karena ketika kau memberikan waktumu, kau sedang memberikan bagian dari hidupmu yang tidak akan bisa kau peroleh lagi". Hm... interesting fact. Simple but meaningful.
Kutipan menarik itu terus saya simpan sampai suatu hari, ada momen spesial yang membuat saya memutuskan untuk mengeluarkannya kembali. Saya tertarik untuk mengupasnya lebih dalam. Ini kali keempat saya membahas mengenai waktu di blog, karena tema yang satu ini sangat menarik untuk dibahas.
Baca juga: Dimensi Waktu: Masa Lalu, Masa Sekarang, dan Masa Depan
Kita hidup dalam himpitan waktu selama dua puluh empat jam setiap harinya, berkutat dengan segudang kegiatan yang menguras pikiran, fisik dan emosi. Menarik untuk digarisbawahi bahwa setiap detik waktu yang kita habiskan, sama saja dengan setiap detik semakin dekat menuju waktu... kematian kita. Oke, saya tidak akan mendramatisirnya. Hanya ingin mengingatkan, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yang matang mengenai waktu yang kita miliki.
Lalu, sudahkah kita merencanakannya dengan matang? Jujur, saya sendiri belum bisa melakukannya. Masih banyak pencapaian yang belum saya raih, masih banyak waktu yang saya sia-siakan, dan masih banyak pula waktu yang saya sendiri bingung bagaimana memanfaatkannya. Menjadi dewasa tidak berarti kita bisa matang memikirkan waktu, karena manusia tetap terbelah dalam dua kubu besar: mereka yang bisa memanfaatkan waktu dengan baik, dan mereka yang tidak.
"Yesterday is the past, tomorrow is the future, but today is a gift. That's why it's called the present" -- Bill Keane
Allah SWT memberi jumlah waktu yang sama kepada manusia setiap harinya, antar individu tidak ada yang berbeda hingga ke detiknya sekalipun. Semua sama. Bedanya, apakah kita bisa memanfaatkannya dengan baik atau tidak. Waktu menjadi berkah yang tidak kita sadari. Itu adalah anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita. Sebuah nikmat, atau dengan kata lain... sebuah hadiah. Tentu kita terus menginginkan hadiah itu, bukan? Kita tetap menginginkan bangun keesokan harinya, demikian seterusnya.
Jika demikian adanya, apakah kita sudah bersyukur akan karunia ini? Pasti ada alasannya sampai detik ini Allah SWT masih menginginkan kita berada di dunia.
"No matter how busy you are, you must take time to make the other person feel important" -- Mary Kay Ash
Waktu yang berlalu, tidak akan bisa kembali. Yang dapat kita lakukan dengan waktu adalah merencanakan penggunaannya sebaik mungkin, dan menjadikan "saat ini" diisi dengan kegiatan yang bermakna, agar bermanfaat dan dapat dikenang. Dengan sempitnya waktu yang kita miliki, apakah kita rela memberikannya kepada orang lain? Bukan secara harfiah "memberikan", namun lebih kepada "menghabiskan waktu bersama orang lain di saat kita bisa melakukan aktivitas lain".
Baca juga: Setiap Saat Adalah Istimewa
Apakah kita rela saat menunggu orang yang sakit demi kesembuhannya, sementara kita harus mengejar transaksi bisnis? Apakah kita rela menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta, saat kita masih dikejar tuntutan pekerjaan? Apakah kita mau merelakan waktu untuk menghibur teman yang berduka/sedih? Apakah kita mau merelakan waktu untuk sekedar berbincang dengan orang lain?
Begitulah. Selalu ada pertentangan dengan waktu. Kita memiliki aktivitas terjadwal, dan butuh penyesuaian saat dihadapkan dengan konflik kepentingan: haruskah kita meluangkan waktu untuk orang lain? Apakah orang lain juga rela memberikan waktunya untuk kita? Tidak, jangan berpikiran seperti itu. Manusia butuh bersosialisasi, dan menghabiskan waktu bersama dengan orang lain adalah sebuah kebutuhan tak terelakkan.
"Time is a created thing. To say "I don't have time" is to say "I don't want to" -- Lao Tzu
Kembali ke kutipan di awal. Hadiah terbesar yang bisa kita berikan ke seseorang adalah waktu, karena bagaimanapun juga, ada konsekuensi yang timbul saat melakukannya: kita kehilangan waktu yang seharusnya bisa kita gunakan untuk hal-hal lain. Tapi, kita jarang memikirkan hal itu, bukan? Bagus, karena jika kita memikirkannya, terasa aneh. Malah sebaiknya tidak usah dipikirkan. Tidak ada ruginya menghabiskan waktu bersama orang lain, sepanjang kita berniat baik. Mereka tentu senang jika kita dapat hadir menemani, hadir memberi penghiburan, hadir memberi semangat, atau sekedar hadir untuk bertukar pikiran.
Memang, ada kalanya kita akan terperangkap dalam tuntutan ini itu sehingga sulit meluangkan waktu untuk sekedar berbincang dengan orang lain (saya pun terkadang demikian), tapi sadarilah, bahwa tanpa interaksi dengan orang lain, hidup akan terasa hampa. Hidup akan jauh lebih terasa menyenangkan saat kita memiliki quality time bersama orang lain. Bukan masalah banyak atau tidak waktu yang kita luangkan, tapi lebih kepada kualitasnya.
Mari luangkan waktu bersama orang tercinta, bersama keluarga, bersama sahabat atau teman. Buat janji temu dengan orang yang sudah lama tidak kita jumpai, dan kita akan menemukan hal-hal tidak terduga sepanjang pertemuan, hal-hal baik yang selama ini tidak kita sadari keberadaannya. Saat orang lain membutuhkan keberadaan kita untuk menghiburnya disaat dia terpuruk, jangan ragu untuk melakukannya. Siapa tahu "waktu" yang kita luangkan untuk mereka justru menjadi momen terindah yang bisa mereka kenang. Momen dimana mereka sadar bahwa mereka masih memiliki kita sebagai orang yang bisa meluangkan waktu. Momen yang dengan ikhlas kita berikan, dan dengan demikian kita menjadi pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Bukankah itu terdengar menyenangkan?
Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari hanya karena tidak dapat meluangkan waktu untuk orang lain, hanya karena kita tidak dapat berjumpa dengan seseorang yang sangat membutuhkan kehadiran kita. Jangan sampai kita menyesal bahwa di saat kita sedang berkutat dengan aktivitas super sibuk, di saat itu pula orang yang kita sayangi meregang nyawa, dan kita belum sempat bertemu terakhir kali dengannya.
Hmh...
Ingat, setiap detik yang berlalu, tidak akan pernah bisa kembali. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Bukan hanya waktu untuk diri sendiri, namun juga waktu untuk orang lain. Mari berikan waktu yang kita miliki untuk sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, yaitu waktu yang akan dikenang oleh mereka sebagai waktu berkualitas, dan dengan demikian kita telah memberikan kepastian kepada mereka bahwa kita adalah orang yang dapat diandalkan untuk berbagi waktu bersama.
-Bayu-
Note: Lagu-lagu The S.I.G.I.T selalu sukses menjadi mood booster, khususnya dalam album "Visible Idea of Perfection". Band lokal yang satu ini memang patut membanggakan Indonesia di kancah internasional. Lagu mereka yang berjudul "All The Time" saya putar terus-menerus sepanjang proses menulis.
![]() |
Image source: en.wikipedia.org |