Dunia Maha Luas dalam Benak

Image source: contractiq.com
Ide awal menulis ini datang saat lelah akibat bekerja melanda. Pekerjaan yang saya geluti saat ini sering menuntut saya untuk menguras kemampuan otak dan fisik hingga maksimal, karena bukan hanya mengejar deadline laporan yang selalu membuat otak jungkir balik, fisik pun terkuras karena kerap bekerja melebihi jam kerja normal. Saya tahu mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, untuk itulah saya mencari pelarian lain. Blog sudah pasti menjadi pelarian indah untuk sejenak melupakan penatnya pekerjaan kantor, meskipun mengurus blog akhir-akhir ini sama sulitnya seperti menyelesaikan target pekerjaan saya (bahkan untuk sekedar blogwalking melalui smartphone).

Saat kesempatan datang untuk mengurus blog, saya tertegun membaca beberapa comment dari postingan terakhir saya. Ada blogger yang datang ke blog saya sehabis membaca postingan di blognya Icha Hairunnisa, dan saya sungguh bahagia. Jemari ini langsung mempersiapkan diri untuk meluncur ke blognya Icha, dan mendapati bahwa saya sudah ketinggalan membaca beberapa postingan di sana (maaf Cha hehe :p). Ada postingan Icha (klik disini) yang sanggup membuat saya melakukan sesuatu untuk mengusir penat. Kalimat pembukanya sangat eye catching"Ngedengarin lagu secara acak itu seru juga."

Benar juga ya. Sudah lama saya tidak mengaktifkan shuffle mode di media player saya. Akhirnya, saya pun membiarkan player mengambil alih susunan playlist secara acak. Saya tidak tahu lagu apa yang akan diputar selanjutnya, dan saat intro sebuah lagu yang sudah lama tidak saya dengarkan terputar, saya meresapi liriknya dan menjadi tergugah. Lagu dahsyat itu dipersembahkan oleh Alanis Morissette yang berjudul "Precious Illusions", diambil dari album Under Rug Swept, rilisan tahun 2002.

Inilah penggalan lirik dalam lagu Alanis yang membuat saya merenung:

But this won't work now the way it once did
And i won't keep it up even though i would love to
...
These precious illusions in my head
Did not let me down when i was defenseless
And parting with them is like parting with invisible best friends

Lagunya sendiri kurang lebih bercerita tentang konflik antara idealisme dan realitas, dimana romantisme indah yang dia bangun dalam benaknya sejak kecil, harus berhadapan dengan realitas yang terjadi saat dewasa. Ilusi berharga, itulah yang Alanis tekankan. Ilusi dalam benak Alanis tidak akan membiarkan dia terpuruk saat dirinya tidak berdaya. Berpisah dengan ilusi berharga tersebut sama saja berpisah dengan sahabat khayalan. Saat hubungan asmaranya berjalan tidak sesuai harapan, Alanis tidak menyerah dan memanfaatkan ilusi yang dia ciptakan untuk membantunya bangkit. Alanis tidak ingin menjadi korban dari keadaan.

Postingan Icha pun kebetulan membahas juga mengenai imajinasinya yang ternyata sangat luar biasa, dan saya tertarik mengembangkan apa yang saya tangkap dari lagunya Alanis yang menyinggung masalah produk pikiran. Sebelumnya saya sudah pernah membahas mengenai imajinasi di Imajinasi Bergerak Tanpa Batas, namun kali ini yang ingin saya ingin menekankan mengenai efek imajinasi untuk perubahan yang positif.

"Imagination is the golden-eyed monster that never sleeps. It must be fed, it cannot be ignored" -- Patricia A. McKillip


Saya jadi teringat sesuatu. Sejak kecil, saya adalah tipe yang gemar menciptakan dunia tersendiri dalam benak. Jika membaca sebuah cerita, baik itu dalam novel, cerpen, dan sebagainya, imajinasi saya akan bermain seliar-liarnya, mengembangkan jalan cerita yang bahkan mungkin tidak terpikirkan oleh penulisnya sendiri. Saya selalu membayangkan setiap detil tokoh yang saya baca, dan bagaimana jika dia benar-benar ada dalam dunia nyata. Bahkan, dulu saya kerap membuat ending cerita versi saya sendiri karena tidak puas dengan versi si penulis. Kini kebiasaan itu sudah menghilang, karena saya yakin imajinasi setiap orang berbeda, dan menikmati hasil imajinasi yang dituangkan orang lain lebih menyenangkan ketimbang membuat hasil tandingan.

Imajinasi tidak dapat diabaikan, justru jika kita dapat mengendalikannya dengan baik, akan menjadi sesuatu yang baik juga. Contohnya, kita mampu membuat sebuah cerita berdasarkan imajinasi yang ada dalam benak, atau dalam kasus Icha, dia kerap membuat postingan di blog yang ditulis dengan lancar, tak lupa menyisipkan imajinasinya. Bayangkan saja, jika imajinasi menghilang dari hidup kita, mungkin dunia ini tidak akan berjalan dengan baik, karena banyak sekali produk imajinasi yang ada di sekeliling kita, dan membantu kita menjalani hidup.

"Imagination is the only weapon in the war against reality-- Lewis Carroll

Realitas kehidupan memang tidak selamanya indah, misal: pendidikan yang tidak kunjung kelar, pekerjaan yang sulit didapat, pasangan yang overprotektif, bos yang perfeksionis, teman yang kerap menjatuhkan reputasi kita, keinginan orang tua yang tidak sejalan dengan keinginan pribadi, kota yang bising dan macet, kondisi finansial yang carut marut, dan semacamnya. Apakah kita mau menjadi korban semua kondisi tersebut? Bangkit dan tegaskan pada diri masing-masing, bahwa kebahagiaan itu murni ada dalam pikiran kita sendiri. Jika kita menganggap detik ini indah, maka detik ini akan menjadi indah, sekaligus detik-detik berikutnya. Begitu pula sebaliknya. Kenapa kebahagiaan masa kecil yang kerap bermain dengan imajinasi harus terkikis saat menghadapi realitas hidup? Menjadi dewasa memang menuntut sebuah tanggung jawab, namun bukan berarti menghilangkan kebahagiaan yang sudah ditanam sejak kecil.

Saya kembali teringat film "Bridge to Terabithia", dimana sang tokoh utama bertemu dengan sosok baru dalam hidupnya, dan mereka berdua membuat sebuah dunia imajiner bernama Terabithia, yang berlokasi di hutan tidak jauh dari rumah mereka. Dari luar, mungkin tampak seperti hutan biasa, namun di benak mereka, hutan itu merupakan sebuah negeri dongeng, dimana mereka memasukkan banyak makhluk-makhluk aneh yang hanya mampu mereka bayangkan. Terabithia mampu mengusir problematika mereka, dan itu semua merupakan hasil yang didapat dari kekuatan imajinasi.

"You must give everything to make your life as beautiful as the dreams that dance in your imagination" -- Roman Payne

Sekarang, semua tergantung pilihan kita sendiri. Maukah kita melepaskan imajinasi dalam benak sebebas mungkin untuk membuat perubahan positif dalam hidup (atau setidaknya untuk melepas penat), atau justru membunuhnya perlahan? Hidup ini terlalu indah jika tidak diisi dengan imajinasi. Jika imajinasi itu disertai dengan aksi nyata untuk perubahan lebih baik, maka sempurnalah sudah tugas si imajinasi. Dia akan menari kegirangan jika produk olahannya justru membuat hidup kita menjadi lebih indah.

Orang lain atau sebuah keadaan boleh saja menekan fisik kita, tapi tidak akan ada yang mampu menekan pikiran kita hingga total (saya tidak ingin menyangkut-pautkan dengan "cuci otak" disini). Jadi, jika bukan kita yang merawat pikiran ini dengan baik, masihkah kita berharap keadaan akan mengikuti apa yang kita inginkan? Justru dalam keadaan seburuk apapun, pikiran positif kitalah yang seharusnya menjadi penyelamat.

Untuk Icha, thanks ya atas idenya. :D

-Bayu-


Note: Mendengarkan koleksi lagu lama memang bisa mengembalikan memori akan sebuah kenangan, dan lagu-lagu Alanis Morissette berhasil melakukannya. Mendengarkan "Precious Illusions" sangat memanjakan kuping. Lagu ini saya putar sepanjang proses menulis untuk membantu merangkai seluruh kalimat dalam postingan ini.


Image source: en.wikipedia.org

40 komentar

  1. Kalo kata Einstein imajinasi itu adalah segala-galanya gambaran pendahuluan dari peristiwa hidup yang akan menjadi kenyataan (=^ω^=)


    Dengerin lagu secara acak itu bisa bawa pikiran jungkir balik mengundang kenangan yang kadang bikin senyum-senyum sendiri hhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ya kan... Einstein aja bilang begitu ya Vir. Mantep dah bahasanya Einstein: "gambaran pendahuluan dari peristiwa hidup yang akan menjadi kenyataan." Justru berawal dari imajinasi banyak tercipta sesuatu yang tadinya ngga mungkin jadi mungkin. Coba kalo manusia tidak berimajinasi akan ini itu, pastinya dunia ngga akan seperti sekarang.

      Bener Vir, pikiran bisa dibawa kemana-mana kalo dengerin lagu secara acak hehe. Sebuah lagu soalnya kuat banget kalo dikaitkan dengan memori. Kadang bisa bikin senyum-senyum sendiri ingetnya :p

      Hapus
  2. CIYEEE untuk ichaaaa. uhuk. *salah fokus.

    Ngomong ngomong soal imajinasi, aku justru selalu ingat sama scene spongebob yang membuat gambar pelangi di atas kepalanya sambil bilang "Imajinasi"

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUSH, jangan fokus ke situ Li, haha. Murni kan emang ide postingan ini awalnya gara-gara lihat postingannya Icha hehe.

      Hahaha, memorable scene ya. Apapun yang dipake para pembuat cerita itu untuk menyelipkan imajinasi, intinya tetaplah "imajinasi itu dibutuhkan". :)

      Hapus
  3. Jadi penasaran bayu akuntan industri apa yah? Hehee
    Wuhaaa ngedengerin lagu acak emang bikin nostalgia sih kadang2..karena pernah satu waktu di eranya lagu itu lg didenger berulang-ulang--timbul asumsi bahwa eh ini lagu kok gue banget ya..

    Klo alanis mang suaranya kayak ada magnetnya sendiri, semacam suara penyanyi yg terkategorikan punya karakter 'sedih' tapi syahdu, #uhuk# yya pokoknya mah begitu deh
    Tapi aku blom tau yg disebutkan bayu lagu alanis yang mana, tar deh aku ceki ceki
    Wah pnasaran ternyata dirimu bisa nyerpen, n bikin novel huhu
    Pend bacaaaa

    Sama bay, aku juga klo bikin novel, kayak pengen jadi anomali, milih karakter yg ga biasa..terus ending dan alurnya juga klo bisa yang bikin pembaca hanyut kaget, n ga nyangka gitu
    Dulu pernah bikin novel, temanyapemain bola, trus dia cidera n akhirnya pensiun dini, ketemu tokoh karakter wanita yg misterius e akhirnya berakhir tragis...entah pikiran lg ngaco, kok endingnya malah aku bikin cewe itu jsdi kupu2 hahaaaaaa
    Mungkin imajinasiku kecampur fantasi waktu itu,
    Anyway postinganmu selalu bikin aku berkontemplasi loh bay..besok ada rencana bikin postingan yg terkait temrn2 yg biasa mampir di blogku ah, termasuk kamu bay..
    Hahahazeg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, penasaran ya Nit? Gua nyemplung jadi akuntan untuk industri dagang. Ngga sesulit industri manufaktur sebenernya sih, tapi karena lingkup anak usahanya beragam, jadi suka mumet sendiri ngurus perlakuan akuntansinya, apalagi audit tutup tahun belom kelar. Beginilah Nit, gua juga masih (dan harus) berada dalam tahap menyukai profesi ini hehe :p

      Iya Nit, shuffle mode itu udah paling oke untuk nostalgia hehe. Kadang malah nemuin lagu yang bisa bikin kita senyum-senyum sendiri kalo kata Vira :D
      Alanis itu iconic suaranya, berciri khas. Banyak lagunya yang gua suka, coba didengerin yang "Precious Illusions" ini deh.
      Ah, cerpen atau novel gua sebagian besar belom kebentuk identitasnya, kebanyakan draft. Nulis-nulis iseng aja sih Nit :p

      Iya, yang nge-twist gitu plot ceritanya ya? Kayak novel-novel Sidney Sheldon atau Michael Crichton, gua juga pengen tuh bikin yang begitu.
      Wah, itu artinya imajinasi lo dibiarkan mengembara Nit, jadinya itu tokoh berakhir demikian. Fine-fine aja, semua ending kan di tangan penulis. Sekarang gua yang jadi pengen baca novel lo haha.

      Ah, your comment really made my day. Thank you hehe. Alhamdulillah kalo tulisan gua bisa ngebuat lo berkontemplasi. Gua baca rencana lo ini aja udah girang banget, apalagi kalo direalisasiin beneran. Makasih Nita :D

      Hapus
    2. Nah tuh, Yoga muncul hehe :D
      #DukungYogaDiPostinganNita
      #TimYoga

      Hapus
    3. Sudah bay, namamu dah kumention di postingan terbaruku, lets cekidot ^________^

      Hapus
    4. Oke Nit, sudah meluncur dan menaruh jejak juga di sana hehe. Thanks a lot, really. :D

      Hapus
  4. Bahahaha. Seingat saya, Icha nulisnya dengan imajinasi liar banget. Saking liarnya, banyak blue material. Wqwqwq.

    Well, dengerin lagu secara acak itu emang asoy, sih. Dari ratusan lagu, atau ribuan, atau lebih, terus kepilih random. Kemudian lagu itu sendiri pun bisa bikin kita mengenang atau berimajinasi. Misalnya jadi inget sama kejadian manis atau pahit di masa lalu. Atau berandai-andai sebuah cerita baru dari lagu itu. :))

    Imajinasi lebih penting dari pengetahuan. -Einstein

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yog, kok lo jadi pake "saya" ngomongnya? Please, comment-nya pake gue-lo aja, biar nyaman, as usual, hehe.

      Iya ya, Icha imajinasinya luar biasa, dimasukkin blue material juga hahaha, kadang malah jadi wawasan tersendiri :p

      Asoy banget Yog. Koleksi yang beragam, hingga dipilih satu sama playernya. Pas lagu yang kepilih udah lama ngga didenger, bisa bikin inget kenangan lama, syukur-syukur kenangannya indah. Atau malah berimajinasi macem-macem (in a positive way, of course). Nah, kadang berandai-andai sebuah cerita baru juga dari lagu itu.

      Widih, thanks Yog ditambahin quote-nya Einstein. That's it. Imajinasi lebih penting dari pengetahuan. :)

      Hapus
    2. Ahaha. Anjir, auk tuh. Itu pas sisi lain gue kali yang ngetik. Kadang gue di blog satunya emang suka pake "saya". :D

      Yeah, sama-sama. Btw, blog gue ganti jadi akbaryoga(dot)com ya, Bay. Thankyou. :))

      Hapus
    3. Haha sisi lain mengambil alih ya Yog hehe.
      Oh gitu.

      Wow, ganti nama nih blognya. Sip deh, ntar gua meluncur ke sana :) Maaf, akhir-akhir ini cukup sulit BW, jadi suka telat mampir ke blog temen-temen hehe.

      Hapus
  5. Nah, gua juga lebih suka dengerin lagu secara acak. Antisipasi biar lagu-lagu lama gak iri sama yang baruu. :D
    Muehehe

    Soal imajinasi, jangan tanya deh. gua kalo lagi bengong dunia ini bisa kebagi jadi 3 dengan kisah dan bentuk yang beda-beda. ;')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, bener banget Dibah, lagu lama (apalagi yang udah lama banget) suka iri kalo kita lebih mentingin lagu baru. Jadi, biar seimbang, kita manjain juga lagu lamanya. :D

      Ya Allah, tapi lo ngga keseringan bengong, kan? Haha. Dunia kebelah jadi tiga? Wow, berasa ngelihat dunia dalam perspektif berbeda ya. Otak bisa berkelana kemanapun semau kita.

      Hapus
  6. Setuju deh dengerin lagu pas lagi buntu pikiran untuk bisa lebih mikir lagi otak seakan fresh lagi dan dapat inspirasi dari mana saja hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Wid, kalo pengen otak fresh ya salah satunya (bagi gua pribadi) adalah dengan dengerin musik, dan ini selalu jadi cara ampuh lho hehe. Kadang ntar dari lirik-lirik lagu yang gua dengerin, gua bisa dapet inspirasi dari situ. Kalo dulu sebelum ngeblog, inspirasinya suka dipendem (niat bikin novel ngga kelar-kelar), tapi sekarang karena udah punya blog, jadi begitu ada inspirasi dateng, udah punya media yang pas buat nuangin :D

      Hapus
  7. HUAAAAAAAA BAYUUUUU. HAHAHAA. GILAK TERNYATA BENERAN DIBIKIN POSTINGAN TRUS ADA NAMAKU SAMA POSTINGAN. DUH JADI SENYUM-SENYUM NGGAK JELAS. DI POSTINGAN KAMU INI, POSTINGAN IMANIJASI LIAR NGGAK JELASKU JADI KELIHATAN IMAJINASI LUAR BIASA. HAHAHAHA. Eh maaf capslock :( Makasih ya, Bay. Selasaku nggak jadi nelangsa ini. :D

    Nggak papa, Bay. Ini juga aku ketinggalan buat komen. Baru sekarang bisa komen di postingan kamu ini. Huhuhu.

    Pas baca ini, aku langsung download lagu Precious Illusions. Lagunya iya bener, manjain kuping. Suka sama alunan nada di chorus-nya :D Aku taunya lagu Alanis cuma yang Thank U. Itupun juga tau gara-gara MV-nya yang rada kontroversial. Cupu banget ya aku :'D

    Keren, Bay. Berimajinasi pas baca novel. Bahkan sampe bikin ending versi diri sendiri. Liar bangeeeeet, liar dalam artian posotif ya :D Kalau aku mentok berimajinasi sampe ke detil tokohnya. Ngebayangin kalau tokohnya itu bentuknya kayak gimana kalau hidup di dunia nyata. Mikir kalau novel itu difilmkan, aktor dan aktris siapa yang bakal meranin. Aku masih kalah liar kalau soal imajinasiin novel. Aku ngerasa liarnya pas dengerin lagu. Ada lagu-lagu yang seolah ngebawa aku ke suatu tempat, suatu kondisi. Contohnya tiap denger lagu Us-nya Regina Spektor, aku serasa lagi di naik mobil duduk di dekat jendela, rambutku tertiup sepoi-sepoi angin. Padahal aku dengerinnya itu sambil cuci piring. Trus pas dengerin How Deep Is Your Love-nya Calvin Harris, bawaannya pengen pegang rambut belai rambut kibasin rambut kayak Gigi Hadid, padahal itu aku lagi dengerinnya pas jalan ke warung. Oh iya, waktu baca novel An Abundance of Katherines, aku lagi dengerin Locked Away-nya R City. Trus aku berimajinasi kalau novel itu difilmkan, ost-nya harus Locked Away. Hahaha. Agak gila sih. Imajinasi bikin kita senyum-senyum sendiri ya. Dan kitanya aja yang bisa ngerti imajinasi kita sendiri ya, Bay :D

    Nah iya, realitas kehidupan yang pahit pas udah dewasa bikin imajinasi kita nggak liar. Perasaan, orang dewasa lebih sering ber-negative-thinking, daripada anak kecil ya. Pantas aja anak kecil jarang stress. Trus lucu aja gitu, lihat anak kecil kalau lagi main. Dia nggak bakal nganggap bonekanya itu sebagai 'anak'nya kalau dia nggak berimajinasi.

    Aku suka banget sama kalimat, "Justru dalam keadaan seburuk apapun, pikiran positif kitalah yang seharusnya menjadi penyelamat." Pikiran positif kita sebenarnya jadi penyemangat buat ngehadapin masalah. Ketika kita berimajinasi yang positif, itu bisa jadi sugesti buat kita ya.

    Cuma Bay, aku juga sering berimajinasi tentang hal-hal buruk dari kecil. Gimana ya, ngg misalnya aku lagi didiemin sama orang. Aku langsung berimajinasi kalau dia diemin aku itu karena aku ngelakuin kesalahan yang nggak bisa dia maafkan yang nggak aku sadari. Aku bercanda berlebihan sampe nyinggung perasaannya. Aku jadi ketakutan sama imajinasiku sendiri. Dan itu bikin aku minta maaf bertubi-tubi sama dia. Ternyata dia diemin aku bukan gara-gara itu, tapi karena lagi PMS. Nah aku jadi lega deh. Aku ngerasa nyaman berimajinasi kemungkinan yang terburuk buat ngehadapin sesuatu supaya aku lega. Itu imajinasi yang aneh nggak sih, Bay? Huahahaha kok aku jadi curhat ya :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, sekali lagi makasih ya, Bay. Ini postingan selain beraura postif, juga bikin bahagia. Aku harusnya yang makasih karena postingan kamu ini, aku jadi ngerasa berguna :'D

      Hapus
    2. Haha. It's okay using capslock, whatever you want. Sama-sama Cha, kan emang gua dapet ide dari kalimat awal postingan lo itu.
      Wah alhamdulillah kalo postingan gua ini bisa bikin hari lo jadi ngga nelangsa :D

      Yo'i, santai aja... ni malah baru sempet gua bales hehe.

      Ah senangnya ada yang apresiasi lagu Alanis, bahkan langsung lo download hehe. Alunan nada di chorus-nya emang mantep, part yang gua suka. MV-nya pun bagus kok, bisa coba lo cek di Youtube. Hehe, ngga cupu kok... iya, yang "Thank You" itu emang kontroversial, pasti banyak yang tahu tuh video :p

      Iya Cha, gua dulu begitu, suka bikin ending sendiri, tapi sekarang udah gua tinggalin. Berasa aneh aja hehe. Imajinasi lo udah oke kok dalam baca novel, karena emang dibutuhkan kekuatan imajinasi kalo pengen menikmati sebuah novel, kalo ngga, jadinya mungkin akan hambar.

      Wah, sama, ini sama ama gua!! Imajinasi gua juga suka liar kalo dengerin lagu, kadang berasa ada di suatu tempat gara-gara terbuai sama atmosfer yang dibawain itu lagu. "Us"-nya Regina Spektor itu sukses berat bikin imajinasi berkelana ya, lagunya bagus banget pula! :D
      "How Deep Is Your Love" kalo lo dengerin, berasa jadi Gigi Hadid ya haha (dia seksi banget di MV itu :D) Gua belom baca "An Abundance of Katherines", kelihatannya keren ya? Novelnya John Greene baru "Paper Towns" yang gua baca.
      Iya Cha, kayaknya yang ngertiin imajinasi kita sampe sejauh mana, ya cuma kita sendiri haha. Kadang gua suka cekikikan sendiri kalo lagi ngebayangin sesuatu untuk membuat gua ngga stres akibat kerjaan (Ya Allah, apakah gua masih waras? Haha), padahal mah temen-temen kantor gua lagi pada pusing ngerjain ini itu :p

      Menjadi dewasa itu memang kebutuhan, tapi sayang, imajinasi yang ada sejak kecil sering terkikis gara-gara tekanan hidup. Beruntunglah orang-orang dewasa yang masih bisa memanfaatkan imajinasinya untuk mewarnai hidup. Iya Cha, lihat anak kecil main itu berasa bebas banget, mereka bisa berimajinasi seluas-luasnya :)

      Nah itu Cha, pikiran yang positif bisa jadi penyemangat buat ngadepin masalah. Ayo, tanamkan pikiran positif :)

      Hmh, apa yang lo rasain itu bisa jadi akibat lo berpikir terlalu jauh tentang tindakan seseorang, padahal kenyataannya ngga demikian. It's okay sih Cha untuk prepare for the worst scenario, tapi mudah-mudahan ngga terlalu sering, kasihan pikiran & perasaan lo :( bawaannya pasti menyalahkan diri sendiri. Yakin aja permintaan maaf lo diterima dengan tulus. Isi lagi pikiran dengan hal-hal yang positif, you can do it :)

      Ngga apa-apa Cha kalo mau curhat, bebas... :D

      Hapus
    3. Sama-sama Cha.
      Alhamdulillah kalo aura postingan ini dinilai positif :)

      Hehe, ini yang gua sebut "berpengaruh bagi orang lain, apapun bentuknya". Mungkin lo ngga sadar dampak tulisan lo sejauh mana, tapi di luar sana, ada yang merasakannya. Contoh nyatanya ya gua, yang langsung terbersit ide bikin postingan hehe :D

      Hapus
  8. kita ada kesamaan berarti ;D. sejak kecil aku suka bgt baca..dan kalo udah baca, setelah itu biasanya aku langsung menghayal sendiri ttg cerita barusan.. sama, kadang2pun kalo ga puas ama ending cerita, pas mau tidur, aku lgs ngebayangin lagi cerita barusan, tapi kali ini dengan ending yang aku mau :).. sampe ketiduran deh.. org2 mah ngitungin domba or whatever, aku malah ngebayangin cerita..

    tapi karena kebiasaan gitu, org2 bilang aku sperti pnya dunia sendiri :).. even suami juga bilang gitu.. pas kecil aku malah ada temen khayalan.. tapi untungnya ortu bukan org yg kolot...mereka tau itu sering dialamin ama bnyk anak, temen khayalan.. malah papa lumayan mendukung dengan selalu ngajakin aku ke toko buku tiap bulan, maksdnya spy aku lebih suka membaca dan mudah2an bisa jd penulis.. sayangnya yg trakhir ga terkabul ;D.. cuma nulis penglaman pribadi ttg traveling dan kuliner tok di blog :D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, senengnya ada yang punya hobi baca juga :D bahkan imajinasi tentang ending ceritanya pun juga samaan ya kita. Bener Mba, kadang malah ngebayangin cerita yang baru dibaca baru bisa tidur hehe.

      I think it's okay to have our own world, sepanjang kita bisa memanfaatkannya dengan baik. Kadang untuk ngilangin stres akibat pekerjaan pun saya suka membayangkan sesuatu cerita dalam benak, yang biasanya mampu mengusir stres. Teman khayalan emang banyak dimiliki anak kecil, seiring dewasa, hal itu pun menghilang.

      Wah enaknya papa mendukung dengan selalu ngajakkin ke toko buku. Kalau dulu waktu kecil saya kadang diajakkin bapak untuk ke toko buku, tapi biasanya cuma untuk baca, karena belum mampu beli buku banyak hehe.

      Bukan "ga" terkabul, tapi "belum"... masih ada kesempatan untuk jadi penulis, as long as you want it. Pengalaman pribadi Mba tentang traveling dan kuliner yang dituangin di blog itu keren kok, saya udah mampir ke sana dan terpana. Tampilan blognya kece, plus pemaparannya juga keren. Keep writing like that. Happy blogging :D

      Hapus
  9. kalo dengerin musik, kadang-kadang pikiran gue melayang ke sana-sini. tergantung lagunya.
    Dan kadang gue bisa tersesat di dalam pikiran gue sendiri sampe akhirnya badan gue ditepuk-tepuk, diguncang-guncang, digebok-gebok...baru ngeh.. "Eh.. apa?"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, iya ya... musik itu ampuh banget untuk ngebuat pikiran kita melayang kemana-mana. Kalo lagunya beragam, imajinasinya pun makin beragam.

      Haha, ampe segitunya ya... ini pengaplikasian imajinasi saat dengerin lagu yang totalitas namanya, sampe "tersesat" di dalam pikiran sendiri :D

      Hapus
  10. Tanpa imajinasi, tidak ada kreativitas ya Bayu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, tanpa imajinasi, seolah kreativitas adalah sesuatu yang langka. Kita kerap ketakutan saat ingin mengembangkan sesuatu yang baru karena tertekan keadaan yang kaku, padahal banyak orang sukses di luar sana yang berhasil akibat kekuatan imajinasinya :)

      Hapus
  11. Jadi ingat quotes dalam film The Secret: Apa yang bisa dipikirkan manusia bisa menjadi nyata :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren quote-nya :D

      Iya, semua penemuan yang ada di dunia ini toh berawal dari pemikiran manusia. Kalau aja manusia-manusia tidak memikirkan ini itu, pastinya dunia ngga akan seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang. Betapa luar biasanya otak yang dianugerahkan Tuhan kepada kita ini :)

      Hapus
  12. Ternyata Imajinasi itu penting ya mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, penting banget, soalnya tanpa imajinasi, wah... ngga bisa dibayangin deh gimana jadinya dunia ini :D

      Hapus
  13. Wah komen-komennya panjang-panjang ya, luar biasa *.*

    Kalau bahas tentang Imajinasi, aku jadi ingat sama buku yang pernah kubaca judulnya The Power of Imagination, Muhammad Muhibuddin. Dalam bukunya tertulis kalau segala sesuatu yang diciptakan manusia berawal dari imajinasi, tanpa adanya imajinasi manusia akan hidup dalam kehampaan, imajiasi itu sendiri adalah kekuatan deskripsi dari ide dan mimpi kita yang nantinya diwujudkan ke dalam realitas, bahkan pengetahuan itu sendiri merupakan anak dari imajinasi. Imajinasi adalah titik tolak bagi manusia untuk menciptakan peradaban. Jadi emang nggak ada yang salah kalo kita berimajinasi liar seliar-liarnya karena manusia emang nggak lepas daripada imajinasi itu sendiri dan darisanalah kita bisa menemukan sesuatu yang baru. Haseekk :D

    Huaaah, great post ! Kalo bahas tentang lagu, aku jarang sih dengerin lagu secara acak, nanti mau coba denger mode shufle deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya nih Nov, alhamdulillah. Tapi semua comment, mau panjang mau pendek, tetep gua hargai kok. Semua comment yang masuk udah ngedatengin kebahagiaan tersendiri bagi gua, termasuk comment lo ini hehe.

      Wah, gua belom baca tuh buku "The Power of Imagination". Nah keren tuh kalimatnya: "tanpa adanya imajinasi manusia akan hidup dalam kehampaan". Yap, pengetahuan itu sendiri emang anak dari imajinasi. Kalo para peneliti tidak mampu ngembangin imajinasinya akan sesuatu (bayangin, mereka membayangkan sesuatu yang belum ada!), bisa dipastiin ilmu yang berkembang pastilah sedikit banget, nihil malah.

      Iya Nov, ngga ada yang salah ya kalo kita berimajinasi seliar-liarnya. Wah, lo membuat gua semakin yakin bahwa imajinasi itu sebagai sebuah kebutuhan, bukan lagi hal remeh. Mantap.

      Thank you hehe.
      Sip, silahkan dicoba mode shuffle-nya, dan rasakan sensasi dengerin lagu secara acak :D

      Hapus
  14. Imajinasi itu penting banget, kalau nggak bisa berimajinasi wah gak kebayang deh. APalagi kalau yang bekerja di dunia yang membutuhkan energi lebih, kreatifitas dan dikejar deadline heheheh berimajinasi mah penting saat itu!
    Dengerin lagu saat lagi sendiri atau apa ya mau dibilang hahahha bingung cari padanan kata :D pasti sukses bikin baper atau bikin semangat *i feel it* :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Ranny, imajinasi itu penting banget. Profesi yang membutuhkan energi lebih udah sangat butuh berimajinasi, mesti kreatif mikirin pemecahan masalah. Akan lebih bermanfaat punya imajinasi untuk mikirin jalan keluar, ketimbang stuck dengan permasalahan lama.

      Padanan kata untuk aktivitas menyendiri atau apa nih Mba? Hehe. Apapun kegiatannya, dengerin lagu selalu sukses menyelamatkan mood. Lagu ngga pernah gagal memompa mood jadi lebih baik (kecuali dengerinnya lagu sendu hehe). I feel it too :D

      Hapus
  15. "jika bukan kita yang merawat pikiran ini dengan baik, masihkah kita berharap keadaan akan mengikuti apa yang kita inginkan?"

    Kalimat yang bikin sedikit gue bengong...apa yang gue lakuin selama ini udah bener apa blom ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, jangan jadi bengong bro... :p
      Semua kondisi akan tergantung sama pikiran kita. Dalam situasi sesulit apapun, kalo kita berusaha berpikir positif, insya Allah ketemu jalan keluarnya, dan dalam situasi sesenang apapun, kalo kita tetep berpikiran negatif, hasilnya malah jadi runyam. That's it. Perbedaan mindset mengubah keadaan.

      Semoga apa yang udah lo lakuin selama ini bener :)

      Hapus

 

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.