![]() |
Image source: filterbutler.com |
Tidak ada satu manusia pun yang tidak pernah menghakimi sesuatu.
Kita dibekali banyak indera oleh Allah SWT, yaitu:
Mata untuk melihat.
Telinga untuk mendengar.
Lidah untuk mengecap.
Hidung untuk membaui.
Kulit untuk meraba/menyentuh.
Bersukurlah bagi yang masih memiliki kelima indera dengan lengkap, karena banyak orang di luar sana yang tidak dapat menikmati "perlengkapan" tersebut dengan sempurna. Dengan menggunakan kelima indera tersebut, kita dapat mengenal dunia di sekeliling kita. Kita dapat menikmati indahnya alam, bermacam rasa di lidah, mendengar musik, mencium aroma sesuatu, hingga merasakan tekstur benda dengan kulit.
Hal yang terjadi berikutnya setelah menggunakan panca indera adalah "menilai", dalam artian memproses data-data yang didapat dari objek yang ditangkap indera, untuk selanjutnya diproses dalam otak menjadi sebuah kesimpulan. Setiap hari mata kita akan melihat, telinga kita akan mendengar, hidung kita akan membaui, lidah kita akan mengecap, dan kulit kita akan menyentuh/meraba sesuatu. Kesimpulan yang diproses oleh otak setiap orang bisa sama, bisa berbeda.
Satu hal yang pasti: kita akan selalu melakukan proses penilaian. Kita akan selalu menilai sesuatu. Menghakimi. Memberi penilaian baik atau buruk. Men-judge, atau apapun istilah lainnya. Ini adalah proses normal. Tidak dapat disangkal keberadaannya.
Contoh sederhananya adalah saat bertemu orang baru, atau saat memperhatikan orang berlalu-lalang di keramaian publik. Tidak dapat dipungkiri bahwa mata kita akan memperhatikan mereka, memperhatikan gaya jalan, cara berbicara, kondisi fisik, dan sebagainya. Saat kita membaca sebuah berita, saat berkenalan dengan orang baru, saat kita mendengar musik/suara tertentu, saat kita melihat postingan seseorang di media sosial, dan sebagainya. Itulah mengapa kritik begitu menjamur.
Bahkan saat ini. Kalian pasti juga sedang melakukan penilaian atas tulisan yang saya buat, apakah baik atau buruk. Bisa saja kalian menilai tulisan saya terlalu kaku, terlalu formal, terlalu biasa, atau bahkan di titik ini kalian merasa jenuh dan memutuskan untuk keluar dari blog saya. It's okay, karena itu semua hak pembaca. Saya hanya menekankan bahwa "kita pasti akan selalu menghakimi sesuatu", tanpa terkecuali. Itulah yang sedang terjadi sekarang, bukan?
Jadi, kalimat "Don't judge a book by its cover" bisa diartikan sebagai "Jangan lantas berpegang teguh pada penilaian yang kita lakukan pertama kali saat menilai sesuatu". Bisa saja seorang preman yang terlihat garang sebenarnya orang baik, bisa saja teman baik menjadi teman yang kejam, bisa saja musuh menjadi teman. Apapun yang terjadi, semua melalui proses penilaian. Personal judgement.
"Jangan pernah melakukan penilaian cepat atas tindakan seseorang, bisa saja suatu hari kita akan berada dalam posisinya" - unknown
"You're being judged no matter what, so be who you want to be" - unknown
Sekarang tergantung kita, apakah tetap mau berpegang teguh pada penilaian negatif yang dibuat, atau memaksa pikiran kita untuk selalu mengambil sisi positif dari suatu hal. Good or bad? It's all about our decision. One thing for sure: Kita akan selalu menilai sesuatu, tidak mungkin tidak. Itulah kenyataannya.
Jangan sampai kita tenggelam dalam kesedihan karena banyak dikritik, dicela atau direndahkan. Kritikan akan selalu ada, penghakiman pribadi akan selalu ada, karena kita pun melakukannya setiap saat. So hey, wake up please, hadapi dunia dengan cara kita sendiri! Terima kritik dengan lapang dada, ambil sisi positifnya, dan move on. Jangan biarkan komentar negatif orang menghalangi kita untuk bergerak maju.
-Bayu-
Note: Single Haim yang berjudul "Falling" mengiringi penulisan postingan ini. Trio musisi asal Amerika yang mengusung pop-rock ini menyajikan musik yang luar biasa, tidak mainstream.
![]() |
Image source: wildhoneyrecords.com |
hidup didunia fna memang sngatlah banyak rintangan dan penuh liku liku, maka setiap apa yang telah kita lakukan maka adakalanya mendapat kehakiman bahkan sampai di hari akhirat juga akan menuntut hakim yang sesungguhnya
BalasHapusBeginilah hidup, bukan? Lika-likunya ngajarin kita untuk berbenah diri.
HapusBener banget, di dunia ini penuh penghakiman, sampe nanti di akhirat pun akan diadili di pengadilan yang sesungguhnya :-)
Jalanin aja dengan seikhlas mungkin.
judging people seharusnya nggak usah. maksudnya disini,,bilang dia salah..kita bener..trus maksa dia ngikutin kita. sempit sih..kayak gitu
BalasHapusIya, yang kayak begitu yang semestinya dihindarin ya. Manusia pasti akan lebih suka kalo pendapatnya diterima, sisi ekstremnya adalah ada yang sampe memaksakan pendapat, dan bilang kalo pendapat orang lain salah. It's all about judgement.
HapusSemoga kita dijauhkan dari pemikiran kayak begitu :-)
Salut dengan kata indahnya.....jangan pernah melakukan penilaian cepat atas tindakan seseorang, bisa saja suatu hari kita akan berada dalam posisinya" tankyu mas...sukses selalu....
BalasHapusIya, itu sebagai reminder untuk kita semua (khususnya saya sendiri) bahwa orang lain pasti punya alasan khusus melakukan suatu tindakan. Kita ngga tahu perjuangan hidup yang mereka udah tempuh, dan jika langsung men-judge suatu tindakan tanpa tahu alasan sesungguhnya, menurut saya itu kurang bijak. Personal judgement akan selalu ada, dan sebisa mungkin yang negative judgement kita rem.
HapusSukses selalu juga Mas, terima kasih udah mampir :-)
Memang betul...mas .....untuk menjadi seorang yg bijak dalam menyikapi segala hal....hrus lah belajar dari diri sendiri....berlatih menengok memahami apa yg ada serta pada kesalahan diri sendiri , dgn begitu kita tidak ada waktu untuk mengorek kesalahan-kesalahan orang lain...
HapusSetuju deh sama Mas, mengorek-ngorek kesalahan orang lain emang nggak akan ada habisnya. Lebih baik mengoreksi diri sendiri, jauh lebih bermanfaat :-)
Hapusiya kadang penampilan suka menipu
BalasHapusBetul mbak ..sebelum kita di tipu orang ...menipulah terlebih dahulu pada diri sendiri.....
HapusPenampilan luar seseorang bisa menunjukkan jati diri sebenarnya, bisa juga menutup-nutupi. Apa yang tampak di luar bisa menyimpan sejuta makna hehe.
HapusKesimpulannya lebih baik kita diam dari pada nyeritain orang lain.
BalasHapusHehe, dengan diam kita bisa mencegah penghakiman akan sesuatu yang kita buat tersebar ke orang lain ya. Seperti yang sering kita dengar: "Silence is gold" :-)
HapusMenilai sih boleh saja mungkin ya mas asalkan jangan menghakimi, favorit saya tuh kalau untuk menilai namun saya suka berpegang pada kata" guru saya "stiap ucpan adl doa. ya mnding positif thinking ajah ambil hikmahnya ambil indahnya, karena kita hanya menyangka tidak tahu aslinya bagaimmana. :)
BalasHapussip dah terimakasih sudah mengingatkan
Ya, benar juga, menilai boleh saja asalkan jangan menghakimi tanpa tahu fakta di balik suatu hal.
HapusBegitulah cara kerja pikiran kita... akan selalu melakukan penilaian. Benar, yang penting tetap berpikir positif dan mengambil hikmah terbaik.
Oke sip, terima kasih juga sudah mampir kemari :-)
mungkin supaya penilaiannya tepat harus banyak info yang masuk ke kepala
BalasHapusSip, setuju Mas. Info disini bisa diartikan fakta-fakta terkait suatu hal, dan bisa diperoleh dari manapun, biar kita bisa mengambil penilaian akan suatu hal dengan kepala jernih.
Hapusbener juga bay..kesan pertama bisa jadi orang langsung main cap...
BalasHapusalangkah lebih baik, kalo kita duluan yang memberikan kesan baik dulu ya bay, biar orang juga ga menerka yang jelek jelek...
Iya Mba Nita, jika kita membuat kesan baik, insya allah akan membuat orang lain juga memandang kita dengan baik. Meski kita sudah memberikan kesan baik namun orang lain tetap mencap buruk... sabar aja, nanti mereka sendiri yang capek kok kalo terus-menerus berpikir negatif tentang diri kita hehe.
HapusPikiran positif menyehatkan :-)
apapun penilaian nya, positif thinking aja, lempar senyum... karena senyum itu ibadah ^^
BalasHapusSetuju hehe. Positive thinking + lempar senyum = good package, apalagi senyum itu kan ibadah :-)
HapusIntinya jangan menilai seseorang dari luar yah mas, belum tentu orang yang kita anggap tidak baik hati'a juga tidak baik.
BalasHapusBener banget, kadang kalo khilaf, suka menilai langsung orang dari tampilan luar, dan menghakimi ini itu sendiri. Belum tentu penampilan buruk berhati buruk :-)
HapusIt is wrong to be Strong, you be the judge.. hehehe apakali maksudnya. intinya memang kita akan selalu menghakimi sesuatu
BalasHapusSatu quote lagi nih: "We are very good lawyers for our own mistakes, but very good judges for the mistakes of others", intinya kalo kesalahan sendiri, kita cenderung bakal bela mati-matian, tapi kalau kesalahan orang lain, sangat mudah kita hakimi hehe :p
HapusSebuah tangan yg sedang menunjuk kesalahan orang lain, coba perhatikan , satu jari menunjuk kearah kesalahan orang, 3 kesalahan kita sendiri tidak terlihat karna tertutup di sebunyikan oleh ibu jari jempol...
BalasHapusYa, perumpaan yang bagus Mas, terima kasih. Entah kenapa lebih mudah untuk mencari kesalahan orang lain daripada mengakui kesalahan sendiri :p semoga kita semua disadarkan.
Hapusbagus tulisanya
BalasHapusTerima kasih
HapusGlek!! Ini kayak menohok banget tulisannya...Aku banget kadang suka menilai orang diam diam dari luar saja.. menurutku juga menilai itu hak semua orang tapi jangan sampai berakhir membully, gitu.. Duh komentar beginian jadi takut rawan salah.. ups..
BalasHapusHehe, ngga bermaksud menohok banget kok Rum, sebatas reminder sederhana aja :p
HapusSama kok, saya juga kadang menilai orang dari tampilan luar (dan kita semua pun pasti pernah begitu), toh sebatas menilai sah-sah saja, asal jangan sampai "larut menghakimi" si orang itu begini begitu cuma dari tampilannya. Atau kayak yang Arum bilang: "jangan sampai berakhir membully" bener banget.
Ngga apa-apa, komentarnya oke kok :-)
yap.. manusia memang terlalu mudah untuk menghakimi. bahkan dari tampilannya sekalipun. walaupun ada banyak preman berhati jahat, bukan berarti tidak ada preman yang berhati baik.
BalasHapusBegitulah manusia, yang kadang suka khilaf :p
HapusYa bener banget, preman meskipun tampilannya sangar, bisa aja berhati baik, karena pada dasarnya emang semua orang itu baik kok, sayang faktor lingkungan dan faktor lain turut menyumbang perilaku seseorang jadi negatif.
Yang penting tetep semangat. Bah opo jare uwong. Ora ngurus. :D Namanya juga manusia, emang udah gitu sifat dasarnya
BalasHapusIya Mba. Sak karepe wong ngomong opo hehe :p jangan biarin lah omongan negatif orang lain ngebuat kita jadi down. Masih banyak hal positif yang bisa kita lakuin ketimbang mikirin orang lain ngomong apa tentang kita, iya kan? Bener kata Mba, emang udah begitu sifat dasar manusia.
HapusSip, yang penting tetep semangat :D
Bener jug yah bang,,, menurut saya sih sah - sah saja kita menilai orang lain atau memberikan sebuah pendapat kepada orang lain dari apa yang kita lihat dari orang tersebut, contohnya pada saat kita melihat kejelekannya, mungkin kita akan langsung menilainya baik itu secara lisan atau tulisan seperti di sosial media,, saya juga kadang kayak gitu,, tapi satu hal yang saya ingat,, saya mungkin bisa saja berada di posisi yang lebih rendah dari orang tersebut,,.. tapi gak ada salahnya kan kita mngkritik..? mengkritik para pemimpin kita yang kagak bener, korup atau kagak amanah atau mengkritik hal lain selain itu,, selagi positif ... dan bisa membangun ,, why not ? well semua orang punya cara ternsendiri saat menyampaikan sesuatu,, selagi itu tak berlebihan yah okelah....
BalasHapusquote " "Don't judge a book by its cover" bisa diartikan sebagai "Jangan lantas berpegang teguh pada penilaian yang kita lakukan pertama kali saat menilai sesuatu" menurut saya sih bener juga tapi hmm hal pertama yang kita lihat adalah penampilannya atau dohirnya,,,, kalau dohirnya udah urakan bagaimana isi hatinya ??? tapi kita berhak menilai apakah dia bener atau salah? seorang pelacur yang memberikan minum seekor anjing saja bisa mendapatkan kebaikan... apalagi orang yang terlihat seperti preman itu, tentunya suatu saat juga mungkin dia bisa berubah lebih baik,,, :D udah gitu ajah,,, entar malah panjang kayak yang bikin postingnya wkwkwkw
saya follow dulu yah bang,, blog abang...
HapusNice comment, thank you :-)
HapusMenilai sesuatu yang kita tangkap dari kelima panca indera itu sah-sah saja kok, karena memang itulah yang akan otak kita lakukan. Tinggal bagaimana kita mengaturnya saja, jangan sampai terjerumus ke dalam penilaian sepihak dan sempit. Banyak faktor yang seharusnya kita pertimbangkan, dan rasanya ngga pantes aja kalo kita langsung menilai sesuatu tanpa tahu kebenaran di baliknya.
Setuju, mengkritik itu ngga salah kok, kalo ngga ada kritik, maka tidak akan ada "kendali sosial", dan memang itulah gunanya sebuah kritik, bukan? Kritik membangun, itu yang bagus.
Itulah sulitnya, terkadang saat melihat penampilan orang, yang ada di pikiran pasti macem-macem, dan cenderung menghakimi sepihak. Semoga kita ngga selalu begitu, karena selalu ada dua sisi dalam setiap hal, dan itu bisa berarti baik, atau bahkan buruk :-)
Haha, ngga apa-apa kok comment-nya panjang, toh menumpahkan hasil pemikiran. Anyway, thanks ya udah di-follow, saya juga udah follow balik kok :-)
Biasanya pembaca baru gue suka nge-judge tulisan gue itu mesum banget. Nggak baik kalo dibaca anak-anak yang masih sekolah. Buahaha. Padahal niatnya cuma buat lucu-lucuan, sih. Tapi yak gak apalah. Gue bisa terima itu. :D
BalasHapusHm... kalo kenal sama orang baru kayaknya semua orang pasti menghakimi secara nggak langsung. Contohnya gue sendiri, pernah waktu itu nilai temen sekelas yang "ini orang apa banget, sih?". Pokoknya gue gak suka sama dia pas awal-awal. Namun, setelah kenal satu tahun. Dia justru jadi sahabat baik gue. Dan gue pun akhirnya tahu, dia punya alasan kenapa setiap di kelas sok-sok cari perhatian gitu. :))
Karena pengalaman itu, gue jadi belajar banyak deh. :D
Yah begitulah Yog, semua pembaca blog pasti akan menilai si empunya blog. Anggep aja itu hak pembaca hehe, at least lo menulis tanpa ada niat yang aneh-aneh, buat sekedar lucu-lucuan :p
HapusKalo ketemu orang baru, biasanya otak kita langsung memproses analisa macem-macem, berasa udah kayak agen CIA aja haha. Justru itu uniknya. Kadang yang awalnya kita anggep "ini-orang-apa-banget-sih" tapi lama-kelamaan malah jadi "ini-orang-asik-juga", dan dalam kasus lo malah jadi sahabat. Luar biasa! Akhirnya lo pun tahu alesan dia ngelakuin itu ya.
Sip, pengalaman udah paling top deh untuk masalah pembelajaran.
"Jangan pernah melakukan penilaian cepat atas tindakan seseorang, bisa saja suatu hari kita akan berada dalam posisinya"
BalasHapusThats Right bro, tapi kadang secara tidak kita sadari kita tidak sengaja nge judge orang tersebut. entah itu karena kelakuannya yang aneh atau yang lainnya, otomatis itu bukan salah kita tapi salah dia ngelakuin itu sehingga bisa di judge orang.
Hehe.
HapusYa, kondisi itu emang bisa aja terjadi, soalnya banyak banget tingkah laku orang yang aneh-aneh, yang pas dilihat, kita pasti berpikir, "ngapain sih dia begini/begitu?" Well, penghakiman sepihak pasti langsung terlintas di otak, tapi semoga penghakiman itu ngga lantas kita pegang terus, karena kita kan belom tahu alasan pasti kenapa dia ngelakuin itu. Bisa saja dia tidak sadar dirinya akan "di-judge" orang lain, atau memang ada alasan lain :-)
Yang pasti: "There are two sides to every story"
Thanks comment-nya ya...